Selasa, 05 November 2013

Untuk Hidup yang Lebih Hidup


https://www.facebook.com/indberprestasi
"Luruskan Niatmu untuk Mendidik Anak Bangsa"

Subhanallah, aku baca kata-kata itu, entah kenapa menjadi terpikir alasan kenapa aku ingin jadi guru. tapi bukan hanya sekedar guru. dari awal aku pengen jadi guru, aku bener-bener pengen jadi guru di daerah pelosok. bukan di kota besar seperti kota asalku, Jogja. bukan apa-apa, aku hanya ingin "Hidup yang Lebih Hidup". merasakan perjuangan keras meraih pendidikan yang sebenarnya.

pendidikan itu bukan barang murah yang semua orang bisa dapat. satu saja faktor pendukung pendidikan tidak punya, seseorang bisa tidak mengeyam pendidikan sama sekali. masalah biaya, masalah geografis, dukungan orang tua dan sebagainya. aku juga sebenarnya bukan orang yang bisa mendapat pendidikan dengan mudah. sejak aku SD sampai kuliah sekarang, selalu mengandalkan beasiswa. tanpa beasiswa mungkin belum tentu sekarang bisa kuliah S1 sebagai calon guru biologi. tapi mungkin dengan inilah yang membuat aku jadi sangat-sangat menghargai pendidikan. dimana pendidikan itu sesuatu yang pantas diperjuangkan.

mungkin itu juga alasan kenapa aku pengen jadi guru di daerah pelosok, dimana pendidikan itu sesuatu yang pantas diperjuangkan. aku sendiri merasakan jadi siswa di kota besar dengan segala macam fasilitas full dan kelebihan lain. aku merasa usahaku untuk sekolah itu masih sangat ringan. dan siswa jaman sekarang itu menurutku terlalu santai (tapi gak semua lho). sekarang siswa jarang ada yang mencatat pelajaran, tinggal minta softfile ke gurunya. berangkat sekolah gak cukup pake motor sendiri, mereka bisa pakai mobil. sampai di sekolah online dengan gadget pribadi mereka. 

aku juga pemalas sebenernya. aku juga jarang mencatat. tapi aku masih beruntung walopun jaman SMA dulu aku gak punya komputer, karena di Jogja banyak fotocopyan. tinggal fotocopy. tapi di daerah pelosok sana? bisa jadi guru adalah satu-satunya sumber belajar mereka. mereka harus mencatat, walopun belum tentu mereka punya buku tulis yang mencukupi. buku tulis aja susah, apalagi mau cari buku pelajaran. pasokan buku dari pemerintah kadang terhenti di kabupaten, sehingga gak sampe ke siswa-siswa di sana.

jaman sekarang lihat pelajar pake mobil apalagi motor itu biasa. walopun aku gak punya mobil atau motor sendiri, aku masih beruntung karena punya sepeda atau masih punya uang untuk naik bis. aku SD-SMP masih naik sepeda ke sekolah (ketika yg lain udah pake motor), SMA naik bis (ketika yg lain udah pake mobil). tapi aku masih beruntung, setidaknya sekolahku gak jauh dan jalannya masih bisa ditempuh dengan mudah. di pelosok sana? jalan belum di aspal, mereka harus jalan kaki. berkilo-kilo meter. dan belum tentu juga mereka punya sepatu yang layak. di daerah perbatasan kalimantan, anak SD kalo sekolah harus jalan kaki sejauh 8 kilometer. kalo pas hujan? kalo pas panas? ya mau gak mau harus tetep jalan kaki. 

SDku dulu pernah ada yg kebanjiran. SMPku kena gempa. tapi aku masih beruntung, banjirnya cuma sekali, gempanya juga sekali dan gak ada yang rusak. SMA-ku udah ada ACnya. tiap kelas ada LCD. dan parahnya malah sering dipake buat nonton film bareng-bareng temen sekelas. ah ya ampun. di pelosok sana, mereka kebanjiran bisa tiap musim hujan. meja kursinya juga mungkin gak sebagus di sekolahku. apalagi AC? liat LCD pun belum tentu pernah. 

aku bisa tau kisah-kisah ini dari koran, televisi, kisah-kisah dari para relawan di pedalaman, dan sumber-sumber lain. dan belum tentu juga semua daerah 3T itu separah itu, karena aku juga belum pernah kesana. tapi gambaran-gambaran itulah yang membuatku ingin merasakan langsung keadaan disana. aku yang sudah sangat beruntung ini, hanya ingin berbagi keberuntungan dengan mereka yang ada disana. supaya mereka juga bisa sama seperti aku. bukan secara fasilitas nyata. tapi aku ingin mereka juga bisa sekolah, bisa merasakan pendidikan, dan kalau mungkin, mereka juga bisa jadi sarjana yang kelak bisa membangun daerah mereka sendiri.

dengan kondisi seperti itu, rasanya seperti mimpi untuk membawa internet ke tengah-tengah mereka. mengenalkan E-learning apalagi. tapi itu bukan sesuatu yang mustahil. kalo sekarang belum bisa, besok pasti bisa. kalo besok belum bisa, lusa pasti bisa.asalkan jangan berhenti untuk berusaha. sedikit demi sedikit, kita kenalkan internet pada mereka. memang perlu campur tangan pemerintah atau pihak lain dalam pengadaan fasilitas ini. namun, jika ada 1 saja fasilitas ini, maka anak-anak disana akan bertambah ilmunya 1 lagi. E-learning, pasti bisa sampai ke tangan mereka. 

papua, NTT, aceh, kalimantan, sulawesi, insya Allah. meskipun bukan berarti aku bisa melakukan apapun dan sebagainya. aku sendiri gak tau rintangan macam apa yg ada di sana. nyaliku mungkin juga belum cukup besar untuk menjalani hidup di sana. tapi semoga Allah selalu menjaga ku, memberikan kisah terbaik untuk hidupku. dan semoga niatku ini masih tertanam dalam sampai saatnya aku mengemban tugas ini. mungkin jika bukan lewat SM3T Program Sarjana Mengajar daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal), semoga masih ada jalan lain. bismillah :)